Wednesday, November 17, 2010

Mengetahui apa itu Twin-to-twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS), umumnya terjadi pada kehamilan kembar monochorion (MC), dimana terjadi donasi darah secara terus menerus dari satu janin ke janin yang lainnya (satu janin bertindak sebagai donor sedangkan janin yang lainnya bertindak sebagai resipien). TTTS ini adalah komplikasi yang terjadi pada janin kembar identik, berjenis kelamin sama, berasal dari satu telur yang hanya memiliki satu plasenta dan tidak terjadi pada janin kembar identik yang memiliki dua plasenta (dichorionic placentation). Diperkirana, TTTS ini terjadi pada 5 – 10 persen kehamilan kembar.

Kehamilan kembar monokhorion sangat beresiko untuk mendapat berbagai jenis komplikasi, diantaranya: TTTS, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin dan persalinan prematur. Bayi yang mendonorkan biasanya berat tubuhnya 20% lebih kecil daripada bayi resipien. Ia juga biasanya menderita anemia sedangkan bayi resipien kelebihan transfusi darah sehingga ia cenderung memerah, karena hipotransfusi pada salah satu bayi dan hipertransfusi pada bayi yang lain.
Bayi donor akan mengalami kekurangan cairan karena anemia dan karena bayi resipien mendapatkan transfusi darah maka ia juga lebih banyak mengeluarkan urin dan lebih banyak cairan amniotiknya. Bayi resipien berpotensi untuk mengalami hipertensi, hipertropik kardiomegali, disseminatied intravascular coagulation (menyebarnya pembekuan darah di dalam pembuluh), dan hiperbilirubin setelah lahir.

TTTS, bertingkat tingkat, dari yang yang ringan, hingga yang parah, dan dapat terjadi dalam waktu waktu tertentu, bahkan saat lahir yaitu ketika umbilical cord terjepit setelah lahr, maka salah satu bayi yang lain akan mendapatkan limpahan trasnfusi darah tiba tiba.

Gejala dari TtTS ini yaitu :
Pada Ibu Hamil – pembesaran bagian perut secara cepat dalam 2 – 3 minggu, sebagaimana meningkatnya cairan amniotik dari bayi yang menerima transfusi meningkat; kelahiran prematur, dan pecahnya membran lebih awal
Pada bayi yang mendonor : - Tergolong kecil saat didalam kenadungan, 10-20% lebih kecil daripada bayi resipien, pucat, karena anemia, sirkulasi darahnya buruk
Pada bayi yang menerima - Terglonong besar saat didalam kandungan, 10-20% lebih besar daripada bayi pendonor, berwarna kemerah merahan dan kekuning kuningan pada kulitnya karena banyaknya menerima darah.
Komplikasi lain yang kemungkinan terjadi adalah hydrops fetalis yaitu akumulasi cairan pada beberapa bagian tubuh janin seperti pada kulit kepalanya, berut, paru paru atau jantung.

Diagnosa
TTS dapat dideteksi jika seorang ibu hamil kembar perutnya tiba tiba membesar drastis. Sindrom ini juga dapat diketahui dari pemeriksaan USG. Dan juga, dapat dilihat jika bayi kembar yang lahir yang satu pucat dan yang satu kemerah kemerahan

Treatment sebelum kelahiran
Dimungkinkan untuk menghambat beberapa pembuluh darah si kembar dengan menggunakan laser. Ini akan memisahkan sirkulasi janin dan mengakhiri TTTS. Namun bagaimanapun, hal ini membutuhkan pembedahan saat janin masih didalam perut ibu dan hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius.

Ada prosedur lain yang dapat dilakukan misalnya dengan membuang kelebihan cairan amnion dari bayi resipien dengan tekhnik yang disebut amniocentesis. Sebuah lubang dapat dibuat pada rongga antara dua kantung amnion bayi, untuk menyeimbangkan cairan antara keduanya.

Jika salah satu dari sikembar ini tidak dapat bertahan atau sekarat, bagian umbilical cord ini dapat dihambat sehingga bayi resipien tidak lagi menerima transfusi dari bayi donor dan masa kehamilan juga dapat diakhiri.

treatmen paling konserfatif adalah menunggu dan mengawasi; kehamilan dapat dipantau dengan USG teratur.

Treatment setelah melahirkan
Perawatan setelah lahir difokuskan karena kelahiran prematur dari bayi tersebut. Semakin prematur bayi lahir, maka semakin banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi. Bayi yang lahir dengan kondisi TTS ini kemungkinan berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan perawatan intensif. Bayi yang mendonor membuthukan perawatan untuk penderita anemia, sedangkan bayi resipien membutuhkan perawatan untuk kelebihan sel darah merah dan jaundice. Komplikasi lain saat kehamilan seperti hydrops fetalis juga perlu ditangani.

Sumber:

http://rarediseases.about.com/od/rarediseasest/a/031905.htm
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/15597
http://emedicine.medscape.com/article/271752-overview
http://www.tttsfoundation.org/medical_professionals/what_is_ttts.php

No comments:

Post a Comment