dari http://www.facebook.com/search/?q=Mutia&init=quick#/note.php?note_id=151937056740
Hamil anggur ( bahasa Latin nya : MOLA HYDATIDOSA ) adalah suatu KEHAMILAN, tetapi yang "salah jalan"; sel telur yang telah dibuahi tidak bertumbuh menjadi seorang manusia tetapi membelah diri secara "liar" dan "cepat" sehingga membentuk kelompok gelembung2 kecil2 seperti untaian buah anggur. Karena liar dan cepat ya maka rahim wanita yang hamil anggur akan lebih cepat membesar dibandingkan bila hamil normal; dan akan imbul perdarahan melalui jalan lahir, biasanya dalam 2-3 bulan kehamilan sudah terjadi perdarahan.
Kehamilan mola adalah suatu keadaan patologis yang berbahaya dan karenanya harus ditangani secara benar engan kepatuhan dari si pasien ! Begitu diagnosa kehamilan mola ditegakkan secepatnya kehamilan tsb harus diakhiri !
Umumnya dilakukan tindakan kuret, sebaiknya di rumah sakit karena risiko yg cukup besar bahkan sering ibutuhkan transfusi darah; pengosongan rahim dilakukan dg alat vakum kuret dan dilanjutkan dengan sendok kuret; sebagian jaringan dikirim kelaboratorium patologi untuk dilihat type selnya; biasanya bila ditemukan gambaran proliferasi berlebih dari sel2 trofoblast diperlukan tindakan pengobatan lanjutan dengan chemotherapy.
Pada beberapa kasus dilakukan operasi pengangkatan rahim, biasanya pada wanita usia lebih dari 40 tahun dg jumlah anak sudah cukup , dipilih tindakan operasi pengangkatan rahim, bisa dengan kehamilan mola yang masih utuh ataupun setelah kehamilan mola dievakuasi.
Mengapa kehamilan anggur/mola membutuhkan penangan khusus dan follow-up ketat ?
Karena kehamilan mola bisa berkembang kearah proses keganasan yang disebut chorio-carcinoma !
Tetapi disisi lain, chorio-carcinoma adalah kanker yang "termudah" ditangani dan memberikan kesembuhan 100%; dan inilah kanker yg mendapat predikat " God first cancer, men first cure"
Utk mencegah dan mengobati sedini mungkin bila terjadi choriocarcinoma, maka seorang pasien pasca evakuasi mola masih harus melakukan follow-up ketat, biasanya sampai 1 tahun.
Setelah ada hasil patologi anatomi, pasien diperiksa darahnya 4-6 minggu pasca kuret , diukur secara kwantitatif berapa kadar hormon beta-HCG ; bila masih tinggi atau tergolong high-risk mole ( berdasar kriteria dari WHO ); diberikan pengobatan methotrexate ( MTX ) ; banyak protokol, tetapi umumnya dg suntikan intramuskuler 20 mgr/hari selama 5 hari dan diimbangi dengan pemberian asam folat dosis tinggi ( tablet atau suntik ) untuk mencegah efek samping dari MTX thd saluran cerna.
Bila kadar beta-HCG pasca kuret sudah normal, atau pasca suntik MTX kadar kembali normal maka cukup dilakukan follow-up dengan pemeriksaan kadar beta-HCG secara berkala, periodenya makin lama makin jarang sampai 1 tahun dengan kadar normal barulah pasien tsb dinyatakan sembuh dan diijinkan hamil lagi bila masih mau.
Selama pengobatan MTX atau selama masa follow-up, pasien sebaiknya tidak hamil dan cara kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom dengan alasan cara kontrasepsi yg lain ( IUD, pil, suntikan ) dapat menimbulkan keluhan perdarahan yg mungkin membingungkan dan mengacaukan dengan perdarahan yang disebabkan oleh terjadinya proses choriocarcinoma pasca kehamilan mola.
Permasalahan yang timbul pada kehamilan anggur adalah lost of follow-up dan kemudian berkembang menjadi proses keganasan chorio-carcinoma; karena itu sangat ditekankan perlunya follow-up pasien2 post mola yg tentu saja membutuhkan kepatuhan pasien, perhatian dari sang dokter dan yang utama biaya utk kunjungan, pemeriksaan beta-HCG dan bila perlu obat2an !
----
No comments:
Post a Comment